Keterlibatan dunia internasional dan bantuan terhadap pemberontakan Afganistan
Distribusi pasukan Soviet di Afganistan menghalangi keinginan Pakistan untuk mendominasi Afganistan. Presiden Amerika Serikat, Jimmy Carter telah menerima bahwa agresi Soviet tidak bisa dilihat sebagai kejadian yang terisolasi, tapi harus ditangani seperti peringatan di daerah Teluk Persia.Setelah distribusi pasukan Soviet, Jendral diktator militer Pakistan, Muhammad Zia-ul-Haq memulai menerima bantuan finansial dari kekuatan barat untuk membantu Mujahidin. Amerika Serikat, Inggris, dan Arab Saudi menjadi kontributor finansial kepada Jendral Zia, dimana sebagai pemimpin dari Negara yang bertetangga dengan Afganistan, membantu dengan membuat pemberontak Afganistan dilatih dengan baik dan memiliki dana yang cukup.
ISI Pakistan dan SSG menjadi lebih aktif ikut serta dalam konflik dengan Uni Soviet. Setelah Ronald Reagan menjadi Presiden Amerika Serikat tahun 1981, bantuan terhadap Mujahidin melalu Jendral Zia meningkat. Untuk pembalasan dendam, KHAD, di bawah pemimpin Afganistan Mohammad Najibullah, mengirim (menurut Mitrokhin dan sumber lainnya) operasi yang besar melawan Pakistan, dimana juga menderita karena pemasukan senjata dan obat dari Afganistan. Pada tahun 1980, sebagai negara garis depan dalam perlawanan anti-Soviet, Pakistan menerima bantuan dari Amerika Serikat dan mengambil jutaan pengungsi Afganistan (paling banyak orang Pashtun) melarikan dari dari pendudukan Soviet. Meskipun pengungsi itu mengontrol provinsi terbesar Pakistan, Balochistan, pengungsian dari banyak sekali pengungsi - dipercaya sebagai populasi pengungsi terbesar di Dunia.[23]
Mundurnya Uni Soviet dari Afganistan
Korban jiwa, sumber ekonomi, dan kehilangan rumah dirasakan di Uni Soviet dan langsung menimbulkan kritik dari kebijakan pendudukan. Leonid Brezhnev meninggal pada tahun 1982, dan setelah 2 pengganti yang hidup sebentar, Mikhail Gorbachev mengambil alih pemerintahan pada Maret 1985. Saat Gorbachev membuka sisten negara, ini menjadi jelas bahwa Uni Soviet berharap untuk menemukan jalan yang aman untuk mundur dari Afganistan.Pemerintahan Presiden Karmal, yang didirikan tahun 1980 dan diidentifikasikan sebagai rezim boneka sama sekali tidak mempunyai pengaruh. Hal ini melemahkan dengan divisi di dalam Partai Demokrasi Rakyat Afganistan dan faksi Parcham dalam usaha rezim untuk memperluas dukungan untuk mereka terbukti sia-sia.
Moskwa datang untuk memberitahu kepada Karmal atas kegagalan dan menyalahkan dia untuk masalahnya. 1 tahun kemudian, saat Karmal tidak memiliki kemampuan untuk mengkonsolidasi pemerintahannya telah menjadi nyata, Mikhail Gorbachev, lalu Sekjen Partai Komunis Soviet menyatakan:
“ | Alasan utama bahwa tidak ada konsolidasi nasional karena Karmal berharap untuk melanjutkan kekuasaannya di Kabul dengan bantuan kami. | ” |
Negosiasi informal untuk mundurnya Soviet dari Afganistan telah berlangsung sejak tahun 1982. Tahun 1988, pemerintah Pakistan dan Afganistan, dengan Amerika Serikat dan Uni Soviet melayani sebagai penjamin, ditandatangani kesetujuan penyelesaian perbedaan yang mereka ketahui sebagai persetujuan Jenewa. PBB mempersiapkan misi spesial untuk mengawasi proses. Dalam jalan ini, Najibullah telah mestabilkan posisi politiknya cukup untuk tandingan pergerakan Moskwa menuju penarikan diri. Pada tanggal 20 Juli 1987, penarikan diri pasukan Soviet dari Afganistan diumumkan. Pengunduran diri pasukan Soviet direncanakan oleh Boris Gromov, yang, pada waktu itu, adalah komandan pasukan ke-40 Uni Soviet.
Di antara hal lain, Persetujuan Jenewa mengidentifikasikan ketidakikutcampuran Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam peristiwa di Pakistan dan Afganistan dan daftar pengunduran pasukan Soviet. Persetujuan tentang penarikan diri disetujui, dan pada tanggal 15 Februari, 1989, pasukan Soviet yang terakhir meninggalkan Afganistan.
Kekuatan Uni Soviet
Di antara 25 Desember 1979 dan 15 Februari 1989, terdapat 620.000 tentara yang merupakan tentara Afganistan (walaupun hanya ada 80.000-104.000 pasukan pada suatu waktu di Afganistan). 525.000 orang adalah pasukan angkatan darat, 90.000 orang adalah pasukan penjaga perbatasan dan pasukan KGB lainnya, 5.000 dalam formasi bebas atas Pasukan Internal, MVD dan polisi. 21.000 personel adalah dengan persatuan pasukan Soviet dalam periode yang sama melakukan pekerjaan manual.Dampak
Korban jiwa
Jumlah personel yang tidak dapat disembuhkan dari Pasukan Soviet, pasukan perbatasan, dan pasukan penjaga internal mencapai 14.453. Formasi pasukan Soviet, satuan dan elemen bentang kehilangan 13.833, pasukan KGB kehilangan 572, formasi MVD kehilangan 28 dan departemen dan kementrian lainnya kehilangan 20. Selama periode ini 417 tukang reparasi hilang saat beraksi atau ditangkap dan dipenjara; 119 dari mereka nantinya dilepasikan, 97 kembali ke Uni Soviet dan 22 kembali ke Negara lainnya.Terdapat 469.685 orang yang sakit dan terluka, 53.753 orang atau 11,44%, terluka, atau menderita gegar otak dan 415.932 orang (88,56%) sakit. Sebagian besar dari korban adalah orang yang sakit. Ini disebabkan karena iklim lokal dan kondisi sanitasi, dimana infeksi akut menyebar dengan cepat di antara pasukan. Ada sekitar 115.308 kasus hepatitis, 31.080 kasus thipoid dan 140.665 untuk penyakit lainnya. 11.654 pasukan berhenti sebagai tentara setelah terluka, terkena penyakit serius, 92%, atau 10.751 orang menjadi cacat.[24]
Kerugian material sebagai berikut:
- 118 pesawat tempur
- 333 helikopter
- 147 tank
- 1.314 IFV/APC
- 433 artileri dan mortir
- 1.138 radio dan mobil komando
- 510 mobil engineering
- 11.369 truk dan tanker minyak
Kerusakan terhadap Afganistan
Kerusakan yang terjadi di Afganistan sangat menghebohkan. Lebih dari 1 juta orang Afganistan terbunuh.[25]. 5 juta orang Afganistan mengungsi ke Pakistan dan Iran, dan itu adalah 1/3 dari populasi Afganistan sebelum perang. 2 juta orang Afganistan lainnya dipaksa oleh perang untuk bermigrasi dari Afganistan. Pada tahun 1980, 1 dari 2 pengungsi di dunia adalah orang Afganistan.[26]
Sistem irigasi, yang kritis terhadap negara gersang seperti Afganistan telah dihancurkan oleh pengeboman dan penembakan. Pada tahun terburuk perang, 1985, menurut survey, lebih dari 1/2 dari semua petani yang masih di Afganistan mendapati sawah mereka dibom, dan lebih dari 1/4 sistem irigasi mereka dihancurkan dan peternakan mereka ditembak oleh Soviet atau pasukan komunis Afganistan.[26]
Kota yang paling padat penduduknya kedua di Afganistan, Kandahar, telah menurun populasinya, dari 200.000 jiwa sebelum perang menjadi 25.000 orang, hal ini disebabkan oleh kampanye pemboman oleh Soviet tahun 1987.[27] Ranjau darat telah membunuh 25.000 orang Afganistan selama perang dan 10-15 juta ranjau darat lainnya menyebar di pedesaan.[28]
Dampak ideologi
Islamis yang bertempur juga dipercaya bahwa mereka bertanggung jawab untuk jatuhnya Uni Soviet. Contohnya Osama bin Laden yang dihargai untuk "jatuhnya Uni Soviet ... pergi pada Tuhan dan mujahidin di Afganistan ... Amerika Serikat tidak memilik peran yang dapat disebutkan," tetapi "jatuhnya Uni Soviet menyebabkan Amerika Serikat lebih angkuh dan sombong." [29]Perang saudara Afganistan (1989-1992)
Perang saudara terus berlanjut di Afganistan setelah Soviet mundur dari Afganistan. Uni Soviet meninggalkan Afganistan di musim dingin dengan kepanikan di antara orang-orang di Kabul. Mujahidin Afganistan dengan sikap tenang menyerang kota-kota provinsi dan bahkan Kabul jika perlu.Rezim Najibullah, meski gagal memperoleh bantuan, wilayah, atau pengakuan internasional, tetap berkuasa hingga tahun 1992. Kabul telah mencapai gencatan senjata yang membuka kelemahan Mujahidin, politik dan militer. Setelah hampir 3 tahun, Pemerintah Najibullah sukses mempertahankan dirinya dari serangan Mujahidin; faksi dalam pemerintahan telah mengembangkan koneksi dengan musuhnya. Menurut wartawan Rusia Andrey Karaulov[30], alasan utama kenapa Najibullah kehilangan kekuasaan adalah penolakan Rusia untuk menjual produk minyak kepada Afganistan karena alasan politik. (Pemerintah Rusia yang baru tidak membantu komunis) dan berhasil menggerakan blokade.
Pengkhianatan Jendral Abdul Rashid Dostam dan milisi Uzbek pada Maret 1992, dengan serius merusak kontrol Najibullah terhadap negara tersebut. Pada bulan April, Kabul pada akhirnya jatuh ke tangan Mujahidin karena faksi di dalam pemerintahan akhirnya berpisahan.
Najibullah kehilangan kontrol internal dengan segera dia mengumumkan kemauannya, pada tanggal 18 Maret, untuk berhenti agar membuat jalan untuk pemerintahan yang netral untuk sementara. Ironisnya, sampai mengacaukan oleh peninggalan pemimpin seniornya, pasukan Afganistan telah mencapai level tertinggi prestasinya yang tidak pernah dicapai saat diarahkan oleh pengawasan Soviet.
Selama mundurnya pasukan Soviet dari Afganistan, tempat penambangan gas alam Afganistan disumbat untuk menghindari sabotase. Restorasi produksi gas telah terhambat oleh percekcokan internal dan kekacauan hubungan perdagangan tradisional.
Penulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar